Recent Articles
Home » Archives for Desember 2015
Kamis, 31 Desember 2015
Kamis, 31 Desember 2015
- 0 Comments
Como todos sabemos el IES Pinar de la Rubia desde hace 7 a?os desarrolla un proyecto de sostenibilidad con actividades sobre los recursos energticos, papel, agua, residuos y ruido; entre otros. Dicho proyecto se ha extendido en la actualidad a los mbitos de consumo: economico, ecologico y social; en el que esta englobando la convivencia y participacin.
Como ampliacin de este ultimo punto, se puede destacar que existen alumnos que reciben formacin para ayudar a otros compa?eros a resolver conflictos surgidos entre ellos. La idea es convertirlos en mediadores que ayuden a mantener una convivencia en el centro.
El grado de implicacin por parte de todos es grande, ya que para realizar este proyecto se dedican 2 horas mensuales de la tutoria, as como parte del tiempo de otras asignaturas cuando se requiere.
El grado de implicacin por parte de todos es grande, ya que para realizar este proyecto se dedican 2 horas mensuales de la tutoria, as como parte del tiempo de otras asignaturas cuando se requiere.
Como reflexin final, creo que debemos sentirnos orgullosos de que el instituto al que pertenecemos tenga iniciativas de este tipo y que la participacin en las mismas, tanto por parte del profesorado como del alumnado sea tan grande.
Buen Trabajo
reff : http://pinarsostenible1.blogspot.com/2013/02/nuestro-proyecto-un-pinar-de-la-rubia.html
saya salin dari Belajar Aksara Nusantara.
Nusantara Script is an alternative script for Javanese Ngoko Language, Indonesia, Malay and other, invented by Wahyu R. Soemitra Wijaya in 2003, a similar writing system there is in the Sukuh Temple (The monument was built around 1437 CE), there writing is not used the pasangan (final consonants). This script was appointed from Old Javanese Script, all of the letters are derived from Old Javanese scripts in period c. 8th?16th century, were then selected to form Nusantara Script that are flexible for all languages, easy to apply and well liked.
Sample of Old Javanese Script |
Minyo Tujuh Inscription in Aceh |
Candi Sukuh Inscription |
Notable features
- Type of writing system: abugida
- Direction of writing: left to right in horizontal lines
- Used to write: Javanese Ngoko Language, Indonesia, Malay and other
- Number of letters: 20 Aksara Wyanjana (main letters), 20 Aksara Rekan (rarely used letters), 20 sandangan (vowel diacritics), 10 Aksara Swara (Short Vowels), 7 Aksara Dirga Swara (Long Vowels).
Main letters
All of the letters have an inherent vowel /a/ except the glottal stop. Most of those letters, except the glottal stop and clusters, have sandangan forms. Sandanganforms cancel the vowel of the preceding letter.
Rekan Letters (Rarely Used)
Sandhangan (vowel diacritics)
Numerals
The Javanese numeral system has its own script, which only contains 0?9 numerals.
When writing numbers greater than 9, simply combine the above numbers as one would using the Arabic numerals. For example, 21 is written by combining the numeral 2 and 1 as so; ??. Similarly, the number 90 would be the ??.
or example; Tuesday, 19 March 2013 would be written as ??????? ????? ???? (selasa 19 maret 2013).
Punctuation
With Vowels
Without Vowels
With Alphabet Writing System
Sample text in Handwriting
Mataraman Style |
Sumakartha Style |
Transliteraiton
Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan.
(Article 1 of the Universal Declaration of Human Rights in Indonesian)
Translation
All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood.
(Article 1 of the Universal Declaration of Human Rights)
Sanskrit Usage
If you want to know more about Nusantara Script, please contact Wahyu R. Soemitra Wijaya (tirtariga@gmail.com)
reff : http://benerpost.blogspot.com/2014/12/aksara-nusantara-bangkit-kembali.html
Definisi dan Pengertian Intorable Acts adalah sebutan yang digunakan oleh para pejuang Amerika untuk menunjuk lima undang-undang yang telah disahkan oleh Parlemen Inggris pada tahun 1774 yang sebenarnya sangat membatasi kebebasan berpolitik dan bergerak bagi para kolonis.
reff : http://defenisikata.blogspot.com/2015/09/definisi-dan-pengertian-intorable-acts.html
Selasa, 29 Desember 2015
Selasa, 29 Desember 2015
- 0 Comments
Kisah Nabi Sulaiman memohon ijin untuk memberi makan Makhluq yang ada di dunia barang sehari saja.semoga bisa kita ambil hikmahnya.Pada suatu ketika, Nabi Sulaiman menyampaikan sebuah munajat kepada Allah Azza wa Jalla. Sebagai Nabi yang telah diberi keleluasaan untuk menguasai bangsa jin, hewan dan angin, serta dianugerahi harta kekayaan yang berlimpah, telah membuat Nabi Sulaiman merasa bahwa ia sanggup memberi makanan kepada setiap makhluk yang menjadi penduduk di kerajaannya.
Oleh karena itu, ia bermunajat kepada Allah agar diberi izin untuk memberi makan pada setiap makhluk yang ada di kerajaannya selama satu tahun penuh.Allah Taala kemudian menjawab munajat Nabi Sulaiman tersebut dengan berfirman: "Engkau sekali-kali tak akan dapat melakukan haJ itu." Akan tetapi Nabi Sulaiman tetap bersikeras. Ia memohon kepada Allah agar diberi izin untuk membagikan makanan kepada seluruh makhluk hanya dalam tempo sehari saja. Maka Allah mengizinkan kepada Nabi Sulaiman melakukan hal itu untuk membuktikan kekuasaan-Nya.
Nabi Sulaiman segera melaksanakan hajatnya itu. Ia memerintahkan kepada anak buahnya agar membuat hidangan makanan yang jumlahnya memenuhi sebuah lapangan yang sangat besar. Saking besarnya lapangan itu, sampai-sampai dituturkan dalam riwayat tersebut, bahwa panjang hidangan makanan itu mencapai perjalanan satu bulan. Demikian pula halnya dengan jumlah ukuran lebarnya.Setelah mempersiapkan hidangan yang sangat banyak itu, Nabi Sulaiman memerintahkan kepada semua makhluk untuk mengelilingi hidangan itu, agar tidak menjadi rusak.
Usai Nabi Sulaiman menyiapkan segala sesuatunya, Allah berfirman kepadanya: "Makhluk manakah yang akan engkau suruh mulai menyantap makanan itu terlebih dahulu?"
Nabi Sulaiman menjawab: "Aku mohon agar Engkau menghadapkan penduduk darat dan sekaligus penduduk laut agar menyantap hidangan ini terlebih dahulu." Namun Allah tak segera menuruti apa yang dikatakan oleh Nabi Sulaiman tersebut. Allah hanya mendatangkan seekor ikan yang besar saja dari sekian banyak ikan yang hidup di laut.Ikan besar itu pun diletakkan Allah di hadapan hidangan yang telah disajikan oleh Nabi Sulaiman. Selanjutnya, ikan itu mengangkat kepalanya dan berbicara kepada Nabi Sulaiman."Hai Sulaiman.,
Sesungguhnya Allah telah menjadikan rezekiku berada di tanganmu hari ini," ujar ikan itu."Ambillah makanan itu hingga engkau merasa kenyang," kata Nabi Sulaiman. Ikan itu pun segera melahap hidangan yang telah disiapkan oleh Nabi Sulaiman. Hanya dalam hitungan detik, seluruh hidangan itu habis dilahap oleh sang ikan. Setelah hidangan habis, ikan itu berkata:"Hai Sulaiman, sesungguhnya aku belum merasa kenyang, meski telah menyantap seluruh hidangan yang engkau sajikan."Melihat kejadian itu, Nabi Sulaiman menjadi tersadar, bahwa sesungguhnya hanya Allah sajalah yang dapat memberi rezeki kepada seluruh makhluk-Nya hingga mereka merasa kenyang.
Sedangkan Nabi Sulaiman yang sudah menyiapkan makanan begitu banyak dan dengan susah payah, pada akhirnya toh tak dapat membuat satu ekor ikan pun merasakan kenyang.Apalagi jika ia menyuguhkan makanan kepada seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini.
Tentunya, ia pun akan merasa sangat lelah dan tak mampu. Bahkan, untuk makanan seekor ikan saja, sang ikan tetap belum merasa kenyang dalam satu kali makan.Apalagi jika ia harus menyiapkan makanan untuk satu hari bagi ikan itu dan seluruh makhluk yang ada di bumi. Maka, sudah barang tentu, tak ada daya dan kekuatan pada seorang makhluk pun untuk dapat memberi rezeki kepada makhluk lainnya.
Hanya Allah Zat Yang Maha Memberi rezeki sajalah yang mampu melakukannya dengan sangat sempurna.Nabi Sulaiman pun akhirnya jatuh tersungkur dan bersujud di hadapan Allah. Ia menyadari betul di mana letak kelemahan- nya sebagai makhluk, yang notabene tak akan dapat melakukan sesuatu pun kecuali atas kehendak dan rahmat Allah. Dalam sujudnya itu, Nabi Sulaiman berkata: "Mahasuci Allah, Zat yang telah menanggung rezeki bagi seluruh makhluk yang diberi rezeki, tanpa Dia merasakannya sama sekali."Disadur dari buku Mutiara Hikmah, Kisah Para Kekasih Allah, karya Ummi Alhan Ramadhan Mazayasyah, Penerbit Darul Hikmah
reff : http://untuk-islam.blogspot.com/2012/05/allah-yang-menjamin-rezeki-kita-himah.html
Bahan semikonduktor ekstrinsik yang telah kita bahas sebelumnya telah menyinggung tentang semikonduktor ekstrinsik tipe N dan tipe P. Pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai semikonduktor tipe P.
Ketika sejumlah kecil impuritas trivalen ditambahkan pada semikonduktor murni, itu disebut semikonduktor tipe p. Penambahan impuritas trivalen menyediakan sejumlah besar lubang dalam semikonduktor itu. Contoh khas dari impuritas trivalen adalah gallium dan indium. Impuritas tersebut akan menghasilkan semikonduktor tipe p yang dikenal sebagai impuritas ekseptor karena lubang yang dihasilkan dapat enerima elektron. Untuk menjelaskan pembentukan semikonduktor tipe p, pikirkan suatu kristal germanium murni. Ketika sejumlah kecil impuritas trivalen seperti gallium ditambahkan pada kristal germanium, maka akan dijumpai sejumlah lubang di dalam kristal tersebut. Alasannya sederhana. Gallium merupakan trivalen yang atomnya memiliki tiga elektron valensi. Setiap atom gallium menetap di dalam kristal germanium hanya memiliki tiga elektron dalam ikatan kovalen yang dapat dibentuk. Karena tiga elektron valensi atom gallium hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen dengan atom germanium. Dalam ikatan kovalen ke empat hanya atom germanium yang menyumbangkan satu elektron valensi sedangkan etom gallium tidak memiliki elektron valensi untuk menyumbangkan seperti tiga elektron valensi yang telah diajak kerja sama dalam ikatan kovalen dengan atomatom germanium tetangganya. Dengan kata lain ikatan ke empat tidak lengkap karena kekurangan satu elektron. Kehilangan elektron ini dinamakan lubang (hole). Oleh karena itu, untuk setiap atom gallium yang ditambahkan, satu lubang akan tercipta. Sejumlah kecil gallium akan menyediakan jutaan lubang.
Penjelasan semikonduktor tipe p berdasarkan konsep pita energi adalah sebagai berikut. Penambahan impuritas trivalen telah menghasilkan sejumlah lubang. Tetapi ada sedikit elektron dalam pita konduksi yang terkait dengan energi termal dalam suhu kamar. Tetapi lubang-lubang tersebut jauh lebih besar dari elektron dalam pita konduksi. Berkaitan dengan kelebihan lubang terhadap elektron bebas maka bahan itu disebut semikonduktor tipe p (p berarti positif).
Konduktivitas tipe p. Konduksi arus pada semikonduktor tipe p terutama karena lubang yang bermuatan positif sehingga disebut sebagai konduktivitas tipe lubang atau tipe p. Untuk memahami konduktivitas tipe p, maka perhatikanlah gambar berikut. Ketika beda potensial dikenakan pada semikonduktor tipe p (lubang yang disumbangkan impuritas) akan bergeser dari ikatan kovalen yang satu ke yang lain. Karena lubang bermuatan positif, maka ia akan diarahkan menuju terminal negatif dan akan menimbulkan seperti yang telah dikenal sebagai arus lubang. Perlu dicacat pada konduktivitas tipe p bahwa elektron-elektron valensi bergerak dari satu ikatan kovalen ke yang lain tidak seperti pada tipe n di mana konduksi arus disebabkan oleh elektron bebas.
reff : http://fisika-info.blogspot.com/2015/11/semikonduktor-tipe-p.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Otak (bahasa Inggris: encephalon) adalah pusat sistem saraf (bahasa Inggris: central nervous system, CNS) pada vertebratadan banyak invertebrata lainnya.
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilakudan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel sarafdidalamnya dipercayai dapat memengaruhi kognisimanusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaranlainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimiayang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Avertebrata seperti seranggamungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus miliar neuron.
Neuron otak mengandung dua jenis asam lemakPUFA (bahasa Inggris: polyunsaturated fatty acids), yaitu asam arakidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) yang terletak pada posisi sn2 dari molekul fosfogliserida dalam membran selneuron. PUFA dapat terlepas dari fosfogliserida oleh stimulasi fosfolipase PLA-2. MolekulAA yang terlepas akan diproses oleh enzim siklo oksigenase menjadi prostaglandindan tromboksana, atau diproses oleh enzim5-lipo oksigenase menjadi lipoksin. Baik AA maupun DHA dapat diproses oleh enzim lipo oksigenase guna membentuk senyawa turunan hidroksi dan leukotriena.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa anatomi fisiologi dari otak?
2. Apa saja parameter pemeriksaan faal otak?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui anatomi fisiologi dari otak
2. Mengetahui parameter pemeriksaan otak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Otak
Otak merupakan bagian sangat penting bagi kehidupan manusia. Semua informasi, tindakan, sikap, pikiran, dan emosi diolah di otak. Walaupun massa otak tidak lebih dari sepersepuluh keseluruhan berat manusia, tapi otak mengkonsumsi energi lebih dari dua per tiga dari keseluruhan konsumsi eneri manusia. Dengan kata lain, otak bekerja lebih aktif jika dibandingkan dengan organ-organ lain.
Bagian utama otak adalah korteks yang memiliki berat tiga per empat dari berat otak. Korteks terdiri dari enam lapis sel, dendrit, dan beberapa akson. Ahli neurologi membagi korteks menjadi daerah-daerah (lobe) yang memiliki fungsi tersendiri (Wolfe: 22). Berdasarkan fungsinya, Luria (dalam Dharmaperwira-Prins, 2004) membedakan bagian otak menjadi tiga tingkatan fungsional.
Tingkatan fungsional pertama adalah fermatio reticularis yang bertanggung jawab atas kesiagaan dan kewaspadaan. Bagian ini terletak pada balok otak. Semua informasi yang masuk melalui pancaindra (baik informasi visual, auditif, dan taktil) melewati fermatio reticularis yang akan mengaktifkan korteks sehingga informasi dapat dianalisis. Dengan kata lain, bagian ini berperan dalam perhatian dan konsentrasi. (Dharmaperwira-Prins, 2004: 9)
Tingkatan fungsional kedua meliputi korteks posterior yang berfungsi menganalisis, mengintegrasikan, dan mengumpulkan informasi dari pancaindra. Bagian ini terdiri dari lobus oksipital yang berfungsi menerima dan mengolah informasi visual, lobus parietal yang berfungsi menerima dan mengolah informasi taktil, dan lobus temporal yang berfungsi menerima dan mengolah informasi auditif. Pada setiap lobus, bagian otak dibagi menjadi tiga zona. Bagian pertama adalah zona korteks primer yang merupakan bagian yang pertama kali mendapat rangsangan. Pada bagian inilah informasi dari pancaindra disusun. Bagian kedua adalah zona korteks sekunder yang berfungsi mengintegrasikan informasi yang masuk sehingga dapat mengenali informasi tersebut. Cedera pada zona ini menyebabkan penderitanya tidak dapat mengenali informasi yang diterima dari pancaindranya. Bagian ketiga adalah zona tersier yang berfungsi mengintegrasikan informasi dari ketiga pancaindera dan informasi dari daerah otak yang lain sehingga meghasilkan bentuk yang lebih abstrak. Misalnya, ketika mendengar ?sisir?, kita tahu bagaimana bentuknya, bagaimana rasanya, dan apa fungsinya. (Dharmaperwira-Prins, 2004: 10)
Tingkatan fungsional ketiga adalah korteks frontal yang berfungsi dalam inisiasi dan koordinasi sadar. Bagian ini berperan dalam organisasi gerakan-gerakan otot. Lobus frontal menerima dan menginregrasikan rangsangan dari luar, memformulasikan aktivitas motorik dan mental, serta merkam reaksi sensoris dari hasil aktivitas (Dharmaperwira-Prins, 2004: 11). Dengan kata lain, daerah ini berperan dalam mengatur perbuatan kita.
Selain bagian tersebut, terdapat juga bagian-bagian penunjang. Hypothalamusyang berada di atas balok otak berperan dalam proses biokimia badan, terutama dalam mengatur kelenjar endokrin dan sistem imun. Di atasnya terdapat thalamusyang mengandung banyak nukleus yang merupakan persinggahan informasi pancaindra dari dan ke otak. Di dekat thalamus dan hypothalamus terdapat amygdalayang berfungsi sebagai pengontrol emosi. Tepat di samping amygdala terdapat Hippcampus yang berfungsi menyimpan memori langsung (immediate past memory). Selain itu organ ini juga berperan mendistribusikan informasi ke kortek, yang bertanggung jawab terhadap memori jangka panjang. Dengan kata lain, hippocampus memiliki peranan penting dalam membangun memori jangka panjang. (Dharmaperwira-Prins, 2004: 12)
Otak kecil (Cerebellum) berfungsi sebagai kontrol ketepatan, keseimbangan serta integrasi gerakan. Aksi atau gerakan yang dilakukan berulang-ulang akan tersimpan di otak kecil, sehingga ketika aksi atau gerakan tersebut berulang, maka otak kecil mengambil alih fungsi pikiran sadar (Wolfe, 2010: 26). Dengan kata lain, otak kecil juga berperan dalam koordinasi aksi atau gerakan refleks. Bagian yang tidak kalah penting adalah batang otak (Brainstem) yang berfungsi sebagai kendali aksi atau gerakan bawah sadar, seperti bernafas, detak jantung, tekanan darah, gerakan bola mata, gerakan pulil, dan expresi wajah. Di dalam batang otak terdapat jaringan saraf dan serat yang disebut Reticular Formation (RF) yang berfungsi menerima informasi dari seluruh tubuh. Setiap kali tubuh bergerak, maka batang otak menyesuaikan fungsi pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah
Berat otak pada manusia dewasa:1200-1300 gram atau 2% dari berat badan. Otak manusia dibentuk pada minggu ke 2 saat kehamilan. Otak pada manusia mengalami perkembangan baik dalam berat maupun fungsinya. Otak manusia terletak didalam tulang kepala dan dilindungi oleh 3 lapisan otak serta cairan otak. Berat otak manusia waktu lahir adalah sekitar 350 gram, kemudian berkembang menjadi 1000 gram pada saat umur satu tahun. Menjadi 1300 - 1400 gram pada masa pubertas. Pada saat seseorang berumur 7 tahun, berat dan volume otak anak relatif sama dengan yang dimiliki oleh orang dewasa (95 persen perkembangan otak telah selesai). Namun demikian, tidak selalu sama antara satu orang dengan orang lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh: status gizi, umur, bentuk tubuh, berat badan, jenis kelamin dan ras.
2.2. Parameter Pemeriksaan Otak
1. LCS
LCS adalah suatu cairan yang menyerupai cairan limfe yang terdapat di dalam otak. Cairan ini memiliki komposisi yang hampir sama dengan plasma darah, yaitu Natrium, Kalium, Urea, Asam laktat dan Sulfonamid, serta 12 zat lain yang komposisinya berbeda dengan plasma darah. Komposisi LCS dapat berubah-ubah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya :
1. Perubahan jumlah dan zat dalam darah dan plasma darah
2. Perubahan permeabilitas pembuluh darah dan selaput otak
3. Eksudat inflamasi pada selaput meningeal
4. Perubahan permeabilitas dari flexus meningeal
LCS memiliki 4 fungsi yaitu :
1. Menerima hasil metabolisme otak dan susunan saraf pusat
2. Memberi nutrisi pada susunan saraf pusat
3. Sebagai bantalan yang dapat mencegah terjadinya kerusakan otak akibat benturan
4. Sebagai regulator tekanan volume intracranial
LCS diperoleh melalui punksi. Punksi bertujuan untuk membantu diagnosa seperti mencari penyebab keracunan otak, untuk therapi dan juga untuk evaluasi hasil therapi. Punksi ada 5 macam, yaitu :
1. Lumbal Punksi
Yaitu pengambilan punksi pada vertebra lumbal dan systerna lumbal IV dan V. Cara ini sering dikerjakan di laboratorium karena mudah dan tidak berbahaya.
2. Thoraco Punksi
Yaitu punksi yang dilakukan pada vertebra thorakalis
3. Systernal Punksi
Punksi yang dilakukan pada daerah tengkuk yang menuju langsung ke arah systerna magna. Punksi ini memiliki lebih mudah dikerjakan karena lubang yang terjadi lebih besar, tetapi juga lebih berbahaya. Karena di depan systerna magna terdapat medula colongata yang akan terluka jika tertusuk.
4. Ventrikulo Punksi
Punksi yang dilakukan pada ventrikel lateralis.
5. Fontanella punksi
Punksi yang dilakukan pada fontanella capitis. Biasanya dilakukan pada bayi yang bagian tulang tengkoraknya belum tertutup.
Penampungan LCS hampir sama dengan penampungan transudat-eksudat. Hanya yang berbeda adalah jumlah botol yang digunakan, yaitu :
? Botol I : Dibuang karena banyak mngandung sel-sel
? Botol II : Untuk pemeriksaan kimia
? Botol III : Untuk pemeriksaan mikrobiologi
? Botol IV : Untuk pemeriksaan rutin (dengan anticoagulant plasma citrat 1:9)
Pemeriksaan LCS harus dilakukan dalam waktu <30 menit. Karena bila waktunya >30 menit maka jumlah sel akan berkurang yang disebabkan karena :
a. Sel-sel mengalami cytolisis
b. Sel-sel mengendap sehingga sulit mendapatkan sampel yang homogen
c. Sel-sel terperangkap dalam bekuan
d. Sel-sel mengalami perubahan morfologi
? Indikasi
a. Koma yang tidak diketahui jelas penyebabnya
b. Iritasi pada selaput meningeal
c. Tanda-tanda pendarahan subarachnoid
d. Gejala poliomyelitis
e. Diagnosa neurolues (syphillis stadium IV)
f. Tanda-tanda meningitis bacterial
g. Penurunan tekanan intracranial
? Kontra indikasi
a. Kenaikan tekanan intracranial
b. Deformitas columna vertebrals pada daerah tusukan
c. Septichemia
d. Tumor cerebrum
e. Infeksi/decubitas pada daerah tusukan
METODE PEMERIKSAAN
Makroskopik
R Metode : Visual (Manual)
R Tujuan : Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik meliputi : warna, kejernihan, bekuan, pH dan BJ.
R Alat dan Bahan :
? Tabung reaksi
? Beaker gelas
? Kertas indikator pH universal
? Refraktometer abbe
R Spesimen : Cairan LCS
R Cara Kerja :
1. Cairan LCS dimasukkan dalam tabung bersih dan kering.
2. Diamati warna, kejernihan, adanya bekuan pada cahaya terang.
3. Dicelupkan indikator pH universal pada LCS dan diukur pH dengan membandingkan deret standar pH.
4. Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece BJ.
R Hasil dan Interpretasi
No | Parameter | Penilaian | Interpretasi Normal |
1. | Warna | Tidak berwarna, Kuning muda, Kuning, Kuning tua, Kuning coklat, merah, hitam coklat,abu ? abu | Tidak berwarna |
2. | Kejernihan | Jernih, agak keruh, keruh, sangat keruh, keruh kemerahan | Jernih |
3. | Bekuan | Tidak ada bekuan, ada bekuan | Tidak ada bekuan |
4. | pH | 7,3 atau setara dengan pH plasma/serum | |
5. | BJ | 1.000 ? 1.010 | 1.003 ? 1.008 |
Hal yang perlu diperhatikan :
o LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak dapat diperiksa karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam darah, terutama bila ada bekuan merah sebagaimana darah membeku.
o Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan terdiri atas benang fibrin.
o Dalam keadaan normal cairan otak tidak berwarna, dalam keadaan patologis cairan otak berwarna :
- Kekuning-kuningan
Warna ini dapat disebaakan derivat hemoglobin dari perdarahan yang telah lama terjadi ( minimum 6 jam maximum 1-1,5 minggu), brasal dari bilirubin darah bila intensitas ikterus hebat. Cairan otak xanthocrome karena kadar protein yang sangat tinggi atau pendarahan dapat membeku
- Merah
Warna merah disebakan oleh karena:
a. Pendarahan artifisialyang merupakan komplikasi dari punksi
b. Pendarahan sub arachnoidal
- Coklat
Warna coklat disebabkan perdarahan yang lama disertai dengan adanya hemolisis , maka LC akan berwarna coklat
- Keabu-abuan
Warna keabu-abuan ini disebabkan oleh adanya leukosit dalam jumlah besar
Mikroskopis
A. Hitung Jumlah Sel
R Metode : Bilik Hitung
R Prinsip : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah mikroskop.
R Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.
R Alat dan Reagensia :
? Mikroskop
? Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma leukosit
? Tissue
? Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan aquadest 90 mL.
R Spesimen : LCS
R Cara Kerja :
- Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat
- Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.
- Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.
- Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.
R Perhitungan :
PDP : 1/10 = 0,1x
TKP : 1/0,1 = 10x
KBH : 4 kotak leukosit
? Sel : Jumlah sel ditemukan (berwarna keunguan dengan inti dan sitoplasma)
Sel = PDP x TKP x Jumlah sel ditemukan
KBH
= 0,1 x 10 x ?
4
= 2,5 x ?
= ??..sel/mm3 LCS
R Interpretasi : Jumlah sel normal = 0 ? 5 sel/mm3 LCS
B. Hitung Jenis Sel (Diff.Count)
R Metode : Giemsa Stain
R Tujuan : Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam cairan LCS
R Alat dan Reagensia :
? Objek Gelas
? Kaca Penghapus
? Sentrifuge
? Tabung reaksi
? Metanol absolut
? Giemsa
? Timer
R Spesimen : LCS
R Cara Kerja :
1. Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.
2. Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm
3. Supernatant dibuang dan endapan diambil.
4. Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal
5. Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut.
6. Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.
7. Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.
R Perhitungan :
Jenis sel | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | Jumlah | % |
MN | ||||||||||||
PMN | ||||||||||||
Jumlah |
R Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0%
Kimia
A. Uji Pandy
R Metode : Pandy
R Prinsip : Protein dalam larutan jenuh phenol akan mengalami denaturasi berupa kekeruhan hingga terjadi endapan putih.
R Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam LCS
R Alat dan Reagensia :
? Tabung reaksi
? Pipet tetes
? Larutan Pandy : phenol 10 mL dan aquadest 90 mL. (larutan bila keruh disaring atau dibiarkan mengendap sisa jenuhnya)
R Spesimen : LCS
R Cara Kerja :
1. Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambah beberapa tetes larutan Pandy.
3. Amati adanya kekeruhan pada larutan tersebut.
R Interpretasi :
- Negatif : tidak terbentuk kekeruhan putih
- Positif : terbentuk kekeruhan putih.
B. Uji Nonne-Apelt
R Metode : Nonne Apelt
R Prinsip : Protein dalam larutan jenuh garam ammonium sulfat akan mengalami denaturasi berupa kekeruhan hingga terbentuka endapan.
R Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein jenis globulin dalam LCS
R Alat dan Reagensia :
? Tabung reaksi
? Pipet tetes
? Larutan Nonne : Ammonium sulfat jenuh 80 gram dalam 100 mL aquadest. (disaring bila keruh
R Spesimen : LCS
R Cara Kerja :
1. Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambah beberapa tetes larutan Nonne melalui dinding tabung dengan kemiringan 45°.
3. Amati adanya cincin putih keruh pada kedua lapis larutan tersebut pada posisi tegak.
R Interpretasi :
- Negatif : tidak terbentuk cincin putih
- Positif : terbentuk cincin putih.
C. Uji Protein
R Metode : Biuret
R Prinsip : Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam medium alkali membentuk komplek warna yang dapat diukur dengan spektrofotometer
R Tujuan : Untuk menetapkan kadar protein dalam LCS.
R Alat :
? Tabung reaksi
? Mikropipet 20 ?Ldan 1000 ?L.
? Tip kuning dan biru.
? Fotometer
R Reagensia :
? Reagen Kerja: Cupri (II) asetat 6 mmol/L, Kalium Iodida 12 mmol/L, NaOH 1,15 mol/L, deterjen.
? Reagen standard : 8,0 g/dL
? Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu ruang.
R Spesimen : LCS
R Cara Kerja :
1. Masukkan ke dalam tabung berlabel :
Blanko | Standar | Sampel | |
Standar Serum Reagen kerja | - - 1000 ?l | 20 ?l - 1000 ?l | - A. l |
2. Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang.
3. Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer dengan panjang gelombang 578 nm terhadap blanko reagent.
R Perhitungan :
Total Protein= Absorben sampel x konsentrasi standar (8,0 g/dL)
Absorben standard
= ..............g/dL x 1000
= ......mg/dL
Nilai Normal : 15 ? 45 mg/dL
D. Uji Glukosa
R Metode : GOD-PAP
R Prinsip :Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan hidrogen peroksida yang bereaksi dengn 4-aminoantipirin dan fenol dengan pengaruh katalis peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah.
R Tujuan : Untuk menentukan kadar glukosa dalam LCS
R Reaksi : Glukosa + ? O2 + 2 H2O glukosa oxidase Glukonate + H2O2.
2 H2O2 + 4-Aminoantipyrine + Phenol POD Quinoneimine + 4 H2O
R Alat :
? Tabung reaksi kecil
? Timer
? Mikropipet 10 dan 1000 ?l
? Tissue
? Tip kuning dan biru
? Rak Tabung
? Fotometer
R Reagensia :
? Reagen kerja Glukosa
? Reagen standar Glukosa 100 mg/dl
? Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu 2-8oC.
R Spesimen : LCS
R Cara kerja:
1. Dipipet ke dalam tabung:
Blanko | Standar | Sampel | |
Standar Serum Reagen kerja | - - 1000 ?l | 10 ?l - 1000 ?l | - 10 ?l |
2. Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.
3. Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm.
R Pengamatan dan Pembacaan :
- Absorben blanko aquabidest : 0,000
- Dicatat Absorben pengukuran reagent blanko, standar dan sampel
R Perhitungan :
Glukosa = Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mg/dL)
Absorben standard
= ..............mg/dL
Nilai Normal : 45 ? 70 mg/dL
E. Uji Chlorida
R Metode : TPTZ
R Prinsip : Ion Chlorida bereaksi dengan Mercury (II), 2,4,4-tri-(2-pyridil)-S-triazide kompleks (TPTZ) membentuk merkuri (II) chlorida. TPTZ bebas bereaksi dengan ion besi (II) menghasilkan warna biru kompleks. Perubahan absorben pada 578 nm sebanding dengan kadar chlorida.
R Tujuan : Untuk menentukan kadar Chlorida dalam LCS
R Alat :
? Tabung reaksi kecil
? Timer
? Mikropipet 10 dan 1000 ?l
? Tissue
? Tip kuning dan biru
? Rak Tabung
? Fotometer
R Reagensia :
? Reagen warna : 2,4,6-tri-(2-pyridil)-S-triazide (TPTZ) dan merkuri (II) kompleks 0,96 mmol/L dan besi (II) sulfat 0,5 mmol/L
? Standard Chlorida : Natrium chlorida 100 mmol/L atau 355 mg/dL
R Spesimen : LCS
R Cara Kerja :
1. Dipipet ke dalam tabung:
Blanko | Standar | Sampel | |
Standar Serum Reagen kerja | - - 1000 ?l | 10 ?l - 1000 ?l | - 10 l |
2. Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.
3. Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm.
R Perhitungan :
Chlorida =Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mmol/L)
Absorben standard
= ..............mmol/L
Nilai Normal : 98 - 106 mmol/L
2. CK-NAC
R Alat
1. Spuit 3 cc
2. Torniquet
3. Plakon
4. Eppendorf
5. Sentrifugator
6. Tabung reaksi 3 ml
7. Mikropipet (10 ?l ? 100 ?l)
8. Mikropipet (10 ?l ? 1000?l)
9. Yellow tip
10. Blue tip
11. Kuvet
12. Spektofotometer
R Bahan :
1. Sampel (serum)
2. Working reagen (4 bagian enzim + 1 bagian substrat)
R Cara Kerja :
1. Persiapan sampel:
a. Diambil darah probandus sebanyak 3 cc dengan menggunakan spuit.
b. Dimasukkan darah ke dalam tabung vacum met (tutup ungu dengan EDTA) dan sentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit, kemudian ambil plasma untuk sampel
c. Sampel (serum) sebanyak 20 ?l kemudian dicampur dengan reagen CK NAC sebanyak 1000?l (4 : 1) dan inkubasi 5 menit ? homogenkan
d. Kemudian absorbansinya diukur menggunakan spektofotometer pada ? 340 nm dan nilai faktor 8095.
|
| ||||||||||||||||
| |||||||||||||||||
|
R Nilai Normal :
Laki-laki : 24 ? 190 mg/dl.
Wanita : 24 ? 170 mg/dl
3. Gambaran Radiologi
v CT SCAN(3,10)
Pemeriksaan ct scan berfungsi untuk mengetahui adanya massa intracranial. Pada pembesaran ventrikel yang berhubungan dengan darah (densitas tinggi) dalam ventrikel atau dalam ruang subarachnoid
v Magnetic resonance imaging (MRI)
Perdarahan subarachnoid akut: perdarahan subarachnoid akut tidak biasanya terlihat pada T1W1 dan T2W1 meskipun bisa dilihat sebagai intermediate untuk pengcahayaan sinyal tinggi dengan proton atau gambar FLAIR. CT pada umunya lebih baik daripada MRI dalam mendeteksi perdarahan subarachnoid akut. Control perdarahan subarachnoid: hasil tahapan control perdarahan subarachnoid kadang-kadang tampak MRI lapisan tipis pada sinyal rendah.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.
3.2.Saran
Kita sebagai manusia harus pintar ? pintar menjaga kesehatan, kebersihan, menjaga pola makan dan pola hidup kita agar terhindar dari penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kamusbesar.com/51469/ilmu-faal
https://adiwarsito.files.wordpress.com/2010/03/6224830-otak-manusia-neurotransmiter-dan-stress-by-dr-liza-pasca-sarjana-stain-cirebon.pdf
reff : http://jombloholicjomblosampeadayangmau.blogspot.com/2015/12/faal-otak.html
Langganan:
Postingan (Atom)